1 Kali Infaq/Sedekahmu Harapan Mereka Hari Ini

Program bantuan Biaya Hidup Rumah Yatim terus hadir membantu masyarakat prasejahtera di berbagai wilayah di Indonesia. Kali ini, bantuan tersebut hadir menyapa puluhan keluarga dhuafa dan lansia prasejahtera di Jalan Mulawarman RT.17, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Menurut penuturan Dendi, kepala cabang Rumah Yatim Kaltara, ada sebanyak 48 keluarga dan lansia menerima bantuan ini dengan penuh sukacita.

“Mereka semua hidup dalam keterbatasan ekonomi dimana mayoritas pekerjaan mereka adalah serabutan dan petugas sampah. Sementara untuk para lansianya sebagian besar sudah tidak bekerja karena faktor kesehatan dan usia,” tuturnya.

Dendi melanjutkan jika bantuan disalurkan di halaman kantor Rumah Yatim, Jalan Mulawarman No.2 , Kelurahan Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan. Penyaluran berjalan lancar dan para penerima manfaat mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan ini.

"Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan manfaat, meringankan beban dan membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka selama beberapa hari kedepan. Terima kasih kepada semua donatur yang telah menitipkan zakat, infak dan sedekahnya di Rumah Yatim. Semoga apa yang diberikan bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala," tuturnya.

#Pejuangkebaikan, mari bersama kita lanjutkan aksi kebaikan ini, agar semakin banyak lagi keluarga dhuafa dan lansia yang merasakan manfaatnya. Salurkan donasi terbaikmu melalui rumah-yatim.org, silakan klik tombol donasi.

Pada Ahad, (17/03/24) Lembaga Amil Zakat Nasional Rumah Yatim Sumatera Utara telah menyalurkan program kemanusiaan bantuan biaya hidup untuk ibu Sumiatik.

Penyaluran yang diberikan merupakan hasil pengumpulan dana di portal crowdfunding milik Rumah Yatim, donasionline.id.

Tim relawan Rumah Yatim Sumatera Utara menyerahkan secara langsung bantuan biaya hidup yang berupa bahan pokok lengkap, uang tunai guna untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya, serta parcel lebaran, di kediamannya Ibu Sumiatik yang beralamat di Huta II Siramah, Pematang Dolok Kahean, Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Ibu Sumiatik (55) merupakan seorang yang bekerja menjadi penjual lemang agar anaknya yang yang menderita sakit kelainan jantung dan epilepsi bisa sembuh.

Dewi Lestari (30) juga menderita pengecilan otak sejak lahir.

Suaminya ibu Sumiatik telah pergi meninggalkannya begitu saja tanpa adanya kabar, sementara anak keduanya telah menikah dan tinggal jauh darinya. Setiap hari Ibu Sumiatik harus berjalan kaki dengan menempuh jarak 6 KM menuju Jalan Raya besar untuk menjual dagangannya.

Lemang yang dijual oleh ibu Sumiatik ialah milik pribadi yang di mana ia membuat sendiri dari modal seadanya. Seringkali Ibu Sumiatik menghutang bahan ke tetangganya, supaya bisa membuat lemang pada saat jualannya laku baru bisa dibayar oleh ibu Sumiatik ke tetangganya.

Satu lemang yang dijual diberi harga Rp10.000 dalam satu hari Ibu Sumiatik bisa membawa 20 batang lemang untuk dijual. Dengan bermodalkan jerigen yang dimodifikasi seperti ember, Ibu Sumiatik berjalan menjajakan dagangannya ke orang-orang yang ditemuinya di jalan.

Dengan diberikannya bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim Sumatera Utara ini, Ibu Sumiatik sangat bahagia dan bersyukur karena ia dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang lainnya.

"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur Rumah Yatim yang telah membantu saya, semoga selalu diberi kesehatan, dan keberkahan rezeki," ujar ibu Sumiatik kepada relawan.

Semoga bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi Dewi dan Ibu Sumiatik serta mendatangkan keberkahan bagi para donatur yang telah berbagi rezekinya dalam program ini.

Ayo kita selalu dukung aksi kebaikan para relawan dan juga program-program yang ada di Rumah Yatim dengan memberikan infaq, sodaqoh serta tunaikan zakat di rumah-yatim.org silahkan klik tombol donasi.

Rumah Yatim Cabang Sulawesi Selatan menyalurkan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Azis (12), anak yatim penjual bakso dan pangsit keliling di Jalan Sungai Saddang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id. diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Azis, adik dan tantenya selama bulan Ramadhan.

Menurut penuturan Adam, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan, sejak ditinggal meninggal ayah dan ditinggal merantau ibunya 4 tahun lalu, Azis dan adiknya tinggal bersama tantenya disebuah kontrakan kecil. Sejak merantau sampai saat ini, ibu Azis tidak pernah pulang atau memberikan kabar.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tante Azis bekerja sebagai tukang masak panggilan. Namun pekerjaannya sangat tidak menentu sehingga untuk memenuhi kebutuhan harian dan bayar kontrakan, sang tante sering kesulitan.

Tidak tega melihat tantenya kerja sendiri Azis berinisiatif membantu dengan bekerja sebagai penjual bakso dan pangsit keliling milik orang lain. Dalam sehari upah yang didapat Azis tidak menentu, jika jualannya habis ia akan mendapat upah 15 ribu, namun jika sepi ia hanya mendapat 5 ribu rupiah.

Jika tantenya bekerja, Azis selalu membawa adiknya yang masih berusia 3 tahun jualan keliling. "Azis terpaksa membawa adiknya karena tidak ada yang menjaga jika ditinggal di kontrakan. Ketika jualan, dia sering berhenti agar adiknya tidak rewel karena kelelahan," ujar Adam.

Ia melanjutkan jika penghasilan yang didapat Azis dan tantenya yang kecil dan tidak menentu membuat mereka kesulitan membeli bahan pokok dan membayar kontrakan. "Azis dan tantenya sudah menunggak bayar kontrakan selama dua bulan, mereka juga makan dengan garam saja karena uangnya hanya cukup untuk beli beras saja," terangnya.

Azis merupakan anak yang taat beribadah. Ketika sedang keliling jualan lalu mendengar suara adzan, ia seketika langsung mencari masjid untuk melaksanakan shalat. Azis pun selalu meluangkan waktunya untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.

"Azis sangat layak dibantu dan layak menerima bantuan ini. Alhamdulillah Azis sangat senang ketika menerima bantuan ini, kata dia, bantuan ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama bulan Ramadhan, serta digunakan untuk membayar tunggakan kontrakan. Kalau ada sisa akan ia tabung untuk memenuhi kebutuhan di hari raya nanti," tuturnya.

Adam berharap bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan keberkahan untuk Azis, adik juga tantenya. Serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur yang telah membantu Azis melalui

Pada Kamis, (14/03/24) Lembaga Amil Zakat Nasional Rumah Yatim cabang Padang telah menyalurkan program kemanusiaan bantuan biaya hidup untuk Bumi dan keluarganya.

Tim relawan Rumah Yatim cabang Padang melaksanakan penyaluran tersebut di kediamannya Bumi yang beralamat di Jalan Andalas Kelurahan Olo, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Penyaluran yang diberikan merupakan hasil pengumpulan dana di portal crowdfunding milik Rumah Yatim, donasionline.id.

Dengan jenis bantuan yang diberikan ialah berupa santunan uang tunai guna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Bumi dan keluarganya.

Bumi (17) tetap kuat dan semangat untuk menggantikan ayahnya mencari nafkah. Ayahnya mengalami gangguan kejiwaan sejak 3 tahun yang lalu. Bukan hanya itu ibunya juga menderita penyakit stroke sudah 4 tahun ini.

Bumi setiap hari bekerja sebagai buruh kuli, demi menghidupi keluarganya. Upah yang diperoleh juga hanya Rp20.000, semua itu dilakukan setelah pulang sekolah.

Upah dari kerja tersebut Bumi gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan adiknya yang masih sekolah yaitu Waliyah (11) kelas 5 SD. Terkadang ia pun membantu kakaknya merawat ibunya ketika pulang sekolah.

Sekarang Bumi duduk di bangku kelas 3 SMK. Ia juga telah menunggak 3 bulan di sekolahnya dan harus membayar uang sewa kontrakan yang telah nunggak juga.

Bumi sangat bersyukur dan bahagia sekali bisa menerima bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim cabang Padang. Akhirnya sekarang kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarganya dapat terpenuhi.

Bumi mengucapkan terima kasih kepada tim relawan Rumah Yatim cabang Padang dan kepada para donatur yang telah menyumbangkan sebagian rezekinya melalui program ini.

Semoga bantuan yang diberikan dapat bermanfaat untuk Bumi dan keluarganya serta bisa menjadi amal jariyah bagi para donatur yang telah berpartisipasi dalam program ini.

Ayo kita selalu dukung aksi kebaikan para relawan dan juga program-program yang ada di Rumah Yatim dengan memberikan infaq, sodaqoh serta tunaikan zakat di rumah-yatim.org silahkan klik tombol donasi.

Putri merupakan sosok anak yang tangguh dan mandiri. Diusianya yang masih sembilan tahun, ia sudah mengerti bagaimana susahnya mencari uang.

Disela kesibukan sekolahnya, Putri selalu menyempatkan waktu untuk mencari daun pakis dan menjualnya keliling sejauh 3 KM. Daun pakis yang dijual Putri sangat murah yakni seribu rupiah saja, jika daun pakisnya laku semua, ia akan mendapat penghasilan 20 ribu.

"Setiap pulang sekolah, aku sama nenek nyari daun pakis di hutan. Nanti daunnya aku ikat, perikatnya dijual seribu. Sehari aku jual 20 ikat daun pakis," ungkap Putri.

Kepada tim relawan Rumah Yatim, Putri bercerita jika dirinya diterlantarakan kedua orangtuanya ketika masih berusia satu tahun. Sejak saat itu Putri tinggal bersama neneknya yang bernama nek Imbat (62).

Dulu sewaktu masih sehat, neneknya lah yang berjualan daun pakis keliling. Tapi sejak sang nenek sakit-sakitan, Putri lah yang menggantikan peran nenek mencari nafkah.

"Nenek kalo lagi sehat suka bantuin aku nyari pakis, tapi kalo lagi sakit ya aku sendiri yang nyari nya," ucapnya.

Penghasilan yang didapat Putri setiap harinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pendidikannya seperti membeli seragam perlengkapan sekolah.

Meskipun masa bermainnya terenggut dan harus berlelah-lelahan dalam mencari nafkah, Putri tidak pernah banyak mengeluh. Ia selalu bersemangat karena ingin terus sekolah dan menjadi orang sukses agar bisa membanggakan serta membahagiakan neneknya yang sudah merawatnya dengan sepenuh hati.

"Sejak ibu dan ayah cerai, mereka pergi gatau kemana, lupa sama aku. Yang aku punya sekarang cuman nenek, aku harus bahagiain nenek, aku akan terus berusaha biar bisa sekolah sampai kuliah, biar aku jadi anak sukses dan membahagiakan nenek," tambahnya.

Sebagai bentuk kepedulian dan dukunganya terhadap Putri, Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat memberikan bantuan biaya hidup berupa uang santunan, sembako, bumbu dapur dan peralatan mandi mencuci. Bantuan tersebut diberikan langsung di kediaman nenek Putri di daerah Menpawah.

"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah diberikan kepada Putri. Ketika kami kesana, Putri baru saja pulang dari mencari daun pakis. Dia sangat senang ketika menerima bantuan ini," ujar Abdurrohim, kepala cabang Rumah Yatim Kalimantan Barat

Ia melanjutkan jika bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id. "Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Putri juga neneknya. Serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur Rumah Yatim," ucapnya.

Menerima bantuan dari Rumah Yatim, Putri mengaku sangat senang dan bersyukur. Ia sebelumnya tidak pernah menyangka akan menerima bantuan sebanyak ini.

"Alhamdulillah terima kasih Rumah Yatim dan ayah bunda donatur yang sudah memberikan bantuan ini untuk Putri. Semoga Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur. Semoga para donatur selalu diberikan kesehatan, kemudahan rezeki dan kelancaran dalam setiap urusannya,"

Putri mengatakan akan menggunakan bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama neneknya di bulan Ramadhan, selain itu ia pun akan menggunakan nya untuk membeli perlengkapan sekolah seperti tas, sepatu, seragam dan alat tulis. "Kalau ada sisa mau aku tabung kak," tuturnya.

Nenek Bita (67), lansia sebatang kara pencari rongsokan di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biring Kanaya Kota Makassar terlihat begitu bahagia ketika menerima bantuan biaya hidup berupa uang tunai dari Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan.

Kata nek Bita, baru kali ini dirinya menerima bantuan dari lembaga amil zakat nasional. "Alhamdulillah nenek senang dan bersyukur sekali bisa menerima bantuan ini. Bantuan ini sangat berarti sekali untuk nenek, terima kasih Rumah Yatim dan para donatur atas bantuannya. Semoga Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan donatur dengan sebaik-baiknya balasan," tuturnya.

Nasib sebatang kara harus dijalani nek Bita dimasa senjanya. suaminya sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu, sementara anak-anaknya pergi merantau dan tidak ada kabar sampai saat ini.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, nek Bita bekerja sebagai pencari rongsokan dengan penghasilan 50 ribu perminggunya. Dikarenakan penghasilannya kecil, nenek harus berhemat agar uangnya bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bayar kontrakan. Tidak jarang nenek pun makan dengan nasi dicampur garam saja karena uangnya tidak cukup untuk membeli lauk.

Demi bisa mendapatkan banyak rongsokan, nek Bita rela jalan kaki sejauh 10 KM dalam kondisi perut yang kosong. Meski kerap kali berhenti karena lemas, nek Bita tidak pernah menyerah dalam ikhtiarnya mencari nafkah.

"Nek Bita sangat layak dibantu dan layak menerima bantuan ini. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk nek Bita, serta menjadi ladang pahala, kebaikan dan berkah untuk para donatur Rumah Yatim. Semoga kedepannya Rumah Yatim bisa kembali bersilaturahmi dan membantu nek Bita," tutur Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulsel.