Parcel Lebaran Untuk Guru Ngaji Pelosok

Ibu martini (40) seorang tunanetra yang sehari hari disibukkan mengamalkan ilmunya dengan cara mengajar mengaji di sebuah TPQ yang berjarak 100 meter dari kediaman, selain mengajar di TPQ juga beliau menjadi tenaga pendidik di sebuah sekolah SMP pelosok yang setiap hari jumat beliau yang memimpin IMTAQ, beliau merupakan salah satu guru yang penuh semangat dan ikhlas dalam mengajar meskipun beliau tidak digaji layaknya seorang guru pada umumnya mengingat kondisi sekolah yang serba terbatas.

Ibu martini sudah 5 tahun menjadi seorang guru sampai saat ini beliau tidak bisa diangkat sebagai seorang guru honorer karena beliau tidak memiliki ijazah. hanya dengan ilmu agama yang beliau miliki menjadi modal utama beliau mengabdikan diri sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa. selain itu juga beliau merupakan hafidzah Al-Qur'an 30 Juz. 

Menjadi seorang guru tuna netra tidaklah mudah bagi beliau untuk menjalaninya terlebih bila saat ini hidup sebatang kara. Ayah dan Ibunya sudah lama meninggal dunia sejak beliau berumur kurang lebih 5 tahun. saat ini beliau tinggal di sebuah rumah tumpangan tetangganya yang sekaligus sebagai kepala TPQ tempat beliau mengajar ngaji.

Rumah yang hanya berukuran 4x5 meter itu menjadi tempat ternyaman bagi beliau hidup sendirian. meskipun harus mengajar dengan penuh tantangan yang dimana penglihatan beliau terbatas tidak menjadi alasan beliau untuk tidak masuk mengajar mengaji selain beliau sakit. terbatasnya penglihatan tentunya membuat blayu semakin merasa bangga menjadi seorang guru meskipun tidak digaji. terkadang kepala TPQ berinisiatif untuk memberikan beras sebagai imbalan beliau yang sudah mengajar meskipun tidak setiap bulan. hal itu yang membuat hidup beliau terasa gampang-gampang sulit untuk beliau jalani sendirian terlebih dengan keterbatasan fisik yang beliau miliki.

Hidup di tengah keterbatasan ekonomi serta keseharian yang bermakna menjadi dasar utama bagi beliau untuk bersemangat menjalani hidup meskipun penuh dengan keterbatasan ekonomi. Terkadang demi bisa bertahan hidup beliau sering berpuasa senin kamis semata-mata karena keterbatasan makanan yang beliau miliki.

Dengan berpuasa senin kamis juga beliau bisa mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT. tidak jarang bagi beliau untuk makan setiap hari hanya dengan nasi putih yang kemudian dikasih air dan garam. tidak ada lampu penerang di rumah yang beliau tempati saat ini beliau hanya menggunakan aliran listrik untuk memasak nasi yang dimana semua peralatan rumah tangga merupakan milik sang pemilik rumah.

Beliau tidak mau memasak dengan kayu bakar lagi karena takut kebakaran lagi seperti sebelumnya mengingat rumah yang ditempati saat ini merupakan tumpangan orang, hal itu salah satu beliau merawat barang milik orang lain meskipun barang tersebut sudah dipercayakan kepada beliau.

Terkadang demi bisa terpenuhi kebutuhan hidupnya beliau juga rela menjadi seorang buruh kebun meskipun dengan keterbatasan fisik yang beliau miliki karena beliau tidak mau merepotkan orang lain, hanya dengan upah 25 ribu perhari bekerja sebagai buruh kebun tentunya hanya cukup untuk bertahan hidup selama seminggu. menjadi seorang buruh kebun tidak setiap hari beliau lakoni mengingat harus mengajar. blayu lebih memilih untuk mengajar dari pada harus bekerja yang dimana hasilnya hanya beliau sendiri yang bisa nikmati. semangat beliau berbagi ilmu patut kita contohi meskipun tidak digaji.

Tidak jarang bagi beliau yang tidak bisa melihat sering menabrak sesuatu ketika berjalan terlebih ketika beliau pergi mengajar mengingat jalan menuju tempat beliau mengajar merupakan dataran tinggi yang dimana jalan tersebut penuh dengan tanjakan. namun tidak menyurutkan semangat beliau untuk mengajar. beliau ingin sekali mendapatkan bantuan supaya beliau bisa membeli tongkat dan bisa memenuhi kebutuhan setiap harinya sehingga tidak ada alasan beliau untuk tidak mengajar karena harus mencari nafkah dengan berburu kebun.

#PejuangKebaikan, di bulan raamdhan ini mari bahagiakan guru ngaji disabilitas di pelosok dengan cara : 
1. Klik "Donasi Sekarang"
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran (GO-PAY/BNI Syariah/BRI/BCA/Mandiri/DANA/ShopeePay)
4. Kamu akan mendapatkan laporan via E-mail
5. Transfer sesuai 3 kode unik untuk memudahkan sistem dalam pencatatannya dan tepat sasaran dalam penyalurannya 

Disclaimer :
Fundraising ini adalah bagian dari Program Ramadhan Rumah Yatim. Dana yang terhimpun akan di salurkan dalam bentuk Parcel Lebaran untuk yatim dan dhuafa. Jika berdonasi pada H-1 Lebaran akan kami salurkan untuk Program Infaq/sedekah.

Info Selengkapnya Hubungi :
Admin (0813-1255-7811) / (0821-3211-5439)