Yatim Dhuafa Lampung Tidak Bisa Berbuka Puasa

Rumah Yatim cabang Tegal membagikan program bantuan 400 paket ifthar dan sahur kepada ratusan anak yatim yang tersebar dibeberapa tempat, Kota Tegal, pada Sabtu (16/5) lalu. Bantuan yang diserahkan ini berupa paket sembako, untuk memenuhi kebutuhan pokok selama ramadhan bagi keluarga anak-anak yatim tersebut.

Kepala Cabang Rumah Yatim, Jajang Khoeruman mengatakan, penyaluran paket ifthar diserahkan di TPQ Annajah sebanyak 110 paket, Desa Cawitali sebanyak 140 paket, Kelurahan Slerok sebanyak 100 paket, dan Desa Sutapranan sebanyak 50 paket.

“Total ada 400 paket, kita sendiri sebelumnya sudah melakukan assesment terlebih dulu, jadi wilayah mana saja yang benar-benar layak menerima bantuan, khususnya yang banyak anak-anak yatim nya,” terangnya.

Ia menjelaskan, seluruh penerima merupakan anak yatim yang kondisi ekonominya sangat memprihatinkan. Dimana rata-rata orang tuanya tidak memiliki penghasilan tetap. Diantara mereka ada yang bekerja sebagai buruh serabutan, buruh tani, buruh bangunan, tukang becak dan pengepul barang bekas.

“Sebagai contoh, Desa Cawitali, di TPQ itu ada anak yatim dan dhuafa yang mengaji di sana, karena kondisi ekonomi anak-anak sangat kurang sehingga di sana mereka tidak di pungut biaya sama sekali,” terang Jajang.

Dikesempatan yang sama, salah seorang pengurus TPQ Annajah, Ustadz Sasminto, turut mengapresiasi atas upaya Rumah Yatim dalam membantu keluarga anak-anak yatim yang tengah kesulitan, karena pandemi.

“Semoga bantuan dari Rumah Yatim tidak berhenti sampai di sini, namun juga terus berlanjut dan selalu berbagi kepada saudara kita yang lemah,” ungkap Ust Sasminto, Pimpinan TPQ Annajah usai menerima bantuan paket ifthar dari Rumah Yatim.

Hingga kini sedikitnya sebanyak 65 persen dari 50.000 paket bantuan ifthar dan sahur telah disalurkan Rumah Yatim di 20 provinsi di Indonesia

www.rumah-yatim.org

Terharu dan senang dua ekspresi yang perlihatkan Al-Ghifari (10) dan Muhidin (13). Kakak beradik yatim saat menerima bantuan ifthar Ramadhan Rumah Yatim Area Kalimantan, Sabtu (16/5) lalu, di kediamannya, di Jalan Barito Hulu, Gang 1, RT 26, RW 03, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Alhamdulillah, terima kasih banyak, bantuan ini akan kami gunakan untuk makan saat buka puasa dan sahur nanti,” ungkap Muhidin.

Bagi dua bersaudara itu, momentum ramadhan kali ini terasa berbeda, karena tanpa sosok ayah yang menjadi panutan. Saat ini mereka tinggal bersama sang ibu yang bekerja sebagai tukang urut. Namun, di masa pembatasan ini ibunya tidak bisa bekerja seperti biasa. Meski demikian, segala cara dicoba, demi tetap bisa makan dan bertahan hidup.

“Selama ada pandemi ini kami tidak ada pemasukan, untuk makan saja dari tetangga, rumah pun menumpang,” ungkap Sumarni, ibu dari dua anak laki-laki tersebut, kepada relawan Rumah Yatim.

Sejak ditinggal mendiang ayahnya, sang ibu menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan ibu nya mengaku di masa pandemi ini jarang sekali ada yang menggunakan jasa urutnya. Sehingga berimbas pada satu-satunya mata pencaharian tersebut. Padahal lewat jasa urut ini lah mereka menggantungkan hidupnya. Berbagai upaya dilakukan ibu nya demi anak-anaknya tidak kelaparan.

Hingga akhirnya usaha pun berujung hampa. Keluarga tersebut hanya bisa mengandalkan pemberian tetangga untuk bertahan hidup di masa pandemi. Tidak banyak yang diharapkan dua bersaudara itu, cukup bisa makan dengan tenang bersama sang ibu disebuah rumah sepetak kayu di wilayah padat penduduk.

Kedua bersaudara yatim tersebut merupakan satu dari ribuan kelaurga yang saat ini terdampak akibat Covid-19. Hingga kini sedikitnya sebanyak 65 persen dari 50.000 paket bantuan ifthar dan sahur telah disalurkan Rumah Yatim di 20 provinsi di Indonesia.

www.rumah-yatim.org