Penyakit polio yang pernah menyerang Abah Itar ketika masih kecil menyebabkan kelumpuhan pada kakinya. Untuk beraktivitas, lansia ini hanya bisa berjalan berjongkok dibantu dengan kedua tangannya.
Sehari-hari, warga Kampung Cibeureum, Desa Neglasari, Kecamatan Dramaga Bogor ini menjalani kegiatan sebagai marbot di masjid yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Tugas utamanya ialah menjaga kebersihan tempat ibadah tersebut, khususnya menjelang waktu salat berjemaah. Tugas tersebut is jalani dengan penuh keikhlasan.

“Saya bangga menjadi bagian yang memelihara rumah Alloh, saya kerjakan secara ikhlas walau ada sedekah yang saya terima itu hanyalah sebagai hadiah”ujarnya kepada tim relawan Rumah Yatim beberapa waktu lalu.
Disela-sela kesibukannya sebagai marbot, Abah Itar menyempatkan waktunya untuk membuat sangkar burung yang ia kerjakan secara manual. Sangkar burung itu ia tawarkan kepada warga sekitar seharga 50 ribu rupiah.
“ Saya jual Rp.50,000 itupun kadang tiga bulan belum ada yang beli, mungkin kerjaan saya kurang bagus dibanding dari toko”ucapnya.
Abah Itar bercerita jika ia hanya tinggal berdua dengan istrinya yang tengah sakit. Tangan dan kaki kanan sang istri kaku dan tidak bisa berfungsi dengan normal. Sehingga untuk melakukan aktivitas mesti dibantu Abah.

Ia pun melanjutkan, membuat sangkar menjadi bentuk ikhtiar Abah Itar mencari nafkah. Meskipun penghasilannya sedikit dan tidak tentu, ia tetap bersyukur karena masih bisa mandiri ditengah keterbatasannya.
Merespon hal tersebut, Rumah Yatim area Jabodetabek melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup berupa sembako dan uang tunai kepada Abah Itar di kediamannya.
Bantuan ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan Rumah Yatim atas perjuangan Abah Itar dalam membersihkan rumah ibadah dan mencari nafkah.
“Semoga bantuan ini bisa meringankan beban beliau, membantu memenuhi kebutuhan hidup beliau dan istrinya, serta menambah semangat beliau dalam menjalani kehidupannya,” tutur Ali Ridwan salah satu relawan Rumah Yatim Jabodetabek