Diusia senjanya, tubuh renta mbah Sutarno (70) tentu ingin beristirahat. Tetapi kondisi berkata lain. Tidak bergerak, berarti tidak makan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mbah Sutarno mencari nafkah dengan keliling mencari rongsokan sejauh 4 KM. Dalam sehari ia hanya mampu mengumpulkan 3-4 kilogram rongsokan dimana persatu kilogramnya hanya dihargai 1.500 rupiah saja.
"Mbah sekarang udah tua, udah sering sakit-sakitan dan mudah lelah, jadi pas nyari rongsokan itu ga bisa cepat soalnya banyak istirahatnya," ujar mbah Sutarno.

Meskipun penghasilan yang didapatnya sedikit dan hanya cukup untuk makan sekali saja, mbah Sutarno tetap bersyukur karena masih bisa mencari nafkah halal sendiri tanpa harus meminta belas kasihan orang lain.
"Sejak ditinggal meninggal istri 7 tahun lalu, mbah hidup sendiri, apa-apa sendiri. Kalo ga kerja mbah ga bisa makan, kalo sakit pun ga ada yang ngurusin ditambah ngga bisa makan karena ngga kerja juga," ucapnya.
Sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya, Rumah Yatim cabang Jawa Tengah memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Sutarno. Bantuan tersebut diberikan langsung di kediaman Sutarno di Dusun Limbangan, Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo.
"Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban mbah Sutarno, serta membantu memenuhi kebutuhan harian beliau selama beberapa bulan kedepan. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan manfaat dan berkah untuk mbah maupun untuk para donatur yang telah membantu mbah Sutarno melalui Rumah Yatim," tutur Saefudin, Kepala cabang Rumah Yatim Jateng